Advertisment
![]() |
Komandan Kodim 0615/Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan, memberikan sambutan dalam kegiatan konseling orang tua siswa peserta LDKK di barak militer. |
Suasana berbeda tampak di Aula Gedung Mashud Wisnu Saputra, Kodim 0615/Kuningan, Kamis (29/5/2025). Puluhan orang tua siswa tingkat SMP dan MTs mengikuti kegiatan konseling sebagai bagian dari rangkaian Latihan Dasar Kepemimpinan dan Kedisiplinan (LDKK) yang diadakan di barak militer.
Kegiatan ini digelar Kodim 0615/Kuningan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta Kementerian Agama Kabupaten Kuningan. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada para orang tua mengenai pentingnya peran keluarga dalam pembentukan karakter anak.
Komandan Kodim 0615/Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan, secara langsung membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kehadiran para orang tua yang dinilainya sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan anak-anak mereka.
“Keberhasilan pembentukan karakter tidak hanya bergantung pada sekolah atau penyelenggara kegiatan, tetapi sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Jadilah teladan bagi anak-anak kita,” ujar Dandim.
Ia juga menyoroti tantangan di era digital yang membuat anak-anak mudah terdistraksi, sehingga peran keluarga sebagai pendamping utama semakin krusial.
Perwakilan dari Disdikbud Kuningan, Dr. Udin Khaerudin, M.Pd., yang menjabat sebagai Kasi Kurikulum dan Penilaian SMP, menjelaskan bahwa program pembinaan ini ditujukan bagi siswa-siswa yang sebelumnya terlibat kenakalan remaja.
Senada dengan hal itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kuningan, Atep Baharudin, menyampaikan bahwa pembentukan karakter anak membutuhkan proses yang tidak instan dan sangat bergantung pada kesabaran serta keteladanan dari orang tua.
“Kalau ingin anak jadi pribadi baik, maka tanamkan kebaikan sejak dini. Itu dimulai dari rumah,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua KPAID Wilayah Cirebon, Hj. Fifi Sofiah, menyampaikan pesan yang menarik perhatian para orang tua. Ia menilai pola asuh zaman dahulu sudah tidak relevan lagi diterapkan saat ini.
“Anak-anak sekarang karakternya berbeda. Jangan menasihati anak saat mereka sedang makan. Biarkan kenyang dulu. Dan jangan dimarahi ketika mereka hendak berangkat sekolah,” katanya.
Ia juga memperingatkan bahaya penggunaan gawai secara berlebihan.
“HP bisa jadi gerbang menuju perilaku menyimpang kalau tidak diawasi dengan bijak,” imbuhnya.
Pada sesi akhir, tim konseling dari Disdikbud Kuningan yang diwakili oleh Archy Krisna Aji memberikan pengarahan tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga.
“Orang tua perlu menciptakan suasana keterbukaan, mendengarkan anak dengan empati, dan menjauhkan gaya komunikasi yang justru membuat anak menjauh,” jelas Archy.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal sinergi antara pihak sekolah, lembaga pemerintah, dan keluarga dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kedisiplinan dan pembentukan karakter yang kuat. (Apip/ BK)
“Anak-anak sekarang karakternya berbeda. Jangan menasihati anak saat mereka sedang makan. Biarkan kenyang dulu. Dan jangan dimarahi ketika mereka hendak berangkat sekolah,” katanya.
Ia juga memperingatkan bahaya penggunaan gawai secara berlebihan.
“HP bisa jadi gerbang menuju perilaku menyimpang kalau tidak diawasi dengan bijak,” imbuhnya.
Pada sesi akhir, tim konseling dari Disdikbud Kuningan yang diwakili oleh Archy Krisna Aji memberikan pengarahan tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga.
“Orang tua perlu menciptakan suasana keterbukaan, mendengarkan anak dengan empati, dan menjauhkan gaya komunikasi yang justru membuat anak menjauh,” jelas Archy.
Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal sinergi antara pihak sekolah, lembaga pemerintah, dan keluarga dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kedisiplinan dan pembentukan karakter yang kuat. (Apip/ BK)