![]() |
“Warga bergotong royong memotong pohon Lame Laut yang menimpa rumah warga di Desa Tundangan, Hantara, Kamis (28/8/2025).” |
KUNINGAN,(BK) –
Hujan deras disertai angin kencang kembali memicu bencana di Kabupaten Kuningan. Sebuah pohon Lamelaut (Pulai) setinggi 50 meter dengan diameter 2,5 meter tumbang dan menimpa rumah warga di Dusun Warudoyong RT 022 RW 005, Desa Tundangan, Kecamatan Hantara, Kamis (28/8/2025) pukul 06.15 WIB.
Akibat kejadian itu, rumah permanen berukuran 6 x 7 meter milik Kurba (42) mengalami kerusakan berat setelah lebih dulu tertimpa pohon Kemiri setinggi 25 meter dengan diameter 0,30 meter. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
“Kami pastikan tidak ada korban jiwa. Namun rumah korban mengalami rusak berat akibat tertimpa batang pohon besar,” ungkap Tim Assessment Pusdalops BPBD Kabupaten Kuningan.
BPBD menerima laporan bencana pada pukul 07.25 WIB. Tidak lama berselang, tim langsung diterjunkan ke lokasi.
“Sekitar pukul 10.45 WIB, tim assessment sudah berada di lokasi untuk melakukan kaji cepat sekaligus memberikan bantuan logistik bagi korban terdampak,” jelas Kepala Pelaksana BPBD melalui Pusdalops.
Berdasarkan keterangan BPBD, hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari. Angin kencang yang terus bertiup membuat pohon Lamelaut yang sudah tua tidak kuat menahan beban hingga akhirnya tumbang.
Sementara itu, aparat desa bersama warga segera melakukan upaya darurat. Mereka dibantu TNI, Polri, PLN, serta tim BPBD untuk menyingkirkan batang pohon raksasa yang menimpa rumah korban.
“Kami bersama masyarakat langsung bergotong royong membersihkan material pohon. Pemilik rumah sementara akan tinggal di rumah saudaranya, Pak Suryani, yang masih satu dusun,” kata Kepala Desa Tundangan.
Adapun kebutuhan darurat yang mendesak saat ini berupa logistik, terpal, serta bahan bangunan untuk memperbaiki rumah korban. Cuaca di wilayah Hantara sendiri hingga Kamis siang masih diguyur hujan ringan.
Pihak BPBD mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Kabupaten Kuningan. (Apip/BK)
Hujan deras disertai angin kencang kembali memicu bencana di Kabupaten Kuningan. Sebuah pohon Lamelaut (Pulai) setinggi 50 meter dengan diameter 2,5 meter tumbang dan menimpa rumah warga di Dusun Warudoyong RT 022 RW 005, Desa Tundangan, Kecamatan Hantara, Kamis (28/8/2025) pukul 06.15 WIB.
Akibat kejadian itu, rumah permanen berukuran 6 x 7 meter milik Kurba (42) mengalami kerusakan berat setelah lebih dulu tertimpa pohon Kemiri setinggi 25 meter dengan diameter 0,30 meter. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
“Kami pastikan tidak ada korban jiwa. Namun rumah korban mengalami rusak berat akibat tertimpa batang pohon besar,” ungkap Tim Assessment Pusdalops BPBD Kabupaten Kuningan.
BPBD menerima laporan bencana pada pukul 07.25 WIB. Tidak lama berselang, tim langsung diterjunkan ke lokasi.
“Sekitar pukul 10.45 WIB, tim assessment sudah berada di lokasi untuk melakukan kaji cepat sekaligus memberikan bantuan logistik bagi korban terdampak,” jelas Kepala Pelaksana BPBD melalui Pusdalops.
Berdasarkan keterangan BPBD, hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari. Angin kencang yang terus bertiup membuat pohon Lamelaut yang sudah tua tidak kuat menahan beban hingga akhirnya tumbang.
Sementara itu, aparat desa bersama warga segera melakukan upaya darurat. Mereka dibantu TNI, Polri, PLN, serta tim BPBD untuk menyingkirkan batang pohon raksasa yang menimpa rumah korban.
“Kami bersama masyarakat langsung bergotong royong membersihkan material pohon. Pemilik rumah sementara akan tinggal di rumah saudaranya, Pak Suryani, yang masih satu dusun,” kata Kepala Desa Tundangan.
Adapun kebutuhan darurat yang mendesak saat ini berupa logistik, terpal, serta bahan bangunan untuk memperbaiki rumah korban. Cuaca di wilayah Hantara sendiri hingga Kamis siang masih diguyur hujan ringan.
Pihak BPBD mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Kabupaten Kuningan. (Apip/BK)