KUNINGAN, (BK) –
Desa Simpay Jaya, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan kini memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Jaya Abadi yang bergerak di bidang peternakan, khususnya penggemukan sapi. Kehadiran BUMDes ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian desa sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Senin (22/09/25)
BUMDes Jaya Abadi saat ini mengelola 6 ekor sapi dengan jenis beragam, mulai dari sapi Pegon, Limosin Simental, Limosin Cross, hingga Limosin biasa. Program penggemukan ini resmi dimulai sejak 9 Agustus 2025 sebagai bagian dari program Ketahanan Pangan (Ketapang) yang dicanangkan pemerintah.
Kepala Desa Simpay Jaya, Iman Suparman, menjelaskan bahwa usaha penggemukan sapi dipilih karena lebih sesuai dengan kondisi wilayah dibandingkan pertanian.
“BUMDes ini merupakan salah satu dari program ketahanan pangan desa kami. Kami memilih fokus ke bidang penggemukan sapi daging. Rencananya, hasil daging ini akan dipasok ke dapur SPPG maupun dapur MBG. Selain itu, keberadaan sapi ini diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” ujarnya kepada Bokor Kuningan saat ditemui di kandang sapi BUMDes Jaya Abadi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kuningan, H. Budi Alimudin, M.Si., M, turut hadir meninjau langsung keberadaan BUMDes tersebut. Ia menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap program yang dijalankan masyarakat Simpay Jaya.
"Dengan adanya BUMDes Ternak Sapi ini, mudah-mudahan bisa berkembang pesat. Masyarakat desa dapat lebih sejahtera, dan ekonomi desa ikut meningkat. Mari kita dukung dan sukseskan BUMDes ini untuk kemajuan bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur BUMDes Jaya Abadi, Daswin, menuturkan bahwa saat ini pihaknya masih menghadapi sejumlah kendala, baik dari segi jumlah sapi maupun ketersediaan pakan.
“Alhamdulillah sudah terealisasi 6 ekor sapi dari target 8 ekor. Kendalanya, harga beli sapi saat ini cukup tinggi. Selain itu, saat musim kemarau rumput sangat sulit didapat, bahkan kami harus mencari sampai ke desa lain. Solusi yang sedang diupayakan adalah pembuatan silase rumput, memanfaatkan dedak, atau ampas singkong. Namun masih ada hambatan lain seperti belum tersedianya mesin pencacah rumput, mesin sedot air, serta akses jalan menuju kandang yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
Menurut Kepala Desa Iman Suparman, keputusan memilih peternakan sapi dibandingkan sektor pertanian didasari keterbatasan air. Lahan sawah di Desa Simpay Jaya hanya dapat digarap ketika musim hujan. Meskipun terdapat Bendungan Kuningan, letaknya lebih rendah dibandingkan area persawahan sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk irigasi.
Melalui program penggemukan sapi ini, BUMDes Jaya Abadi diharapkan menjadi penggerak ekonomi desa sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. (Yayan/BK)