Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Luragung Kabupaten Kuningan menggelar peringatan hari bahasa indung sekaligus melakukan peringatan hari peduli sampah nasional (HPSN) dalam sehari, berlangsung di kawasan sekolah setempat, Senin (21/2/2022).
Dalam peringatan hari bahasa indung se-dunia ini menampilkan sebanyak 8 pentas seni bernuansa kesundaan antara lain, rampak sekar, biantara (pidato) bahasa sunda, membaca sajak, karawitan, tembang dan kawih, tari jaipong, ngadongen (bercerita) dan drama kaulinan budak (permainan anak). Sedangkan dalam peringatan HPNS melaksanakan empat kegiatan yakni, lomba kebersihan dan keindahan kelas, lomba kreasi sampah 3R (Reuse, Reduce dan Recycle), lomba lukis poster (peduli sampah) dan gerakan pungut sampah.
Kepala SMA Negeri 1 Luragung, Drs H Suleha, M.MPd, mejelaskan, dengan melaksanakan kegiatan hari bahasa indung, mereka (para siswa) akan mengenal kembali seni budaya daerah yang selama ini nyaris terlupakan oleh masyarakat. Untuk itu, SMA Negeri 1 Luragung mencoba melaksanakan pentas seni/budaya sunda sesuai potensi yang ada di sekolah. Ternyata anak-anak itu mampu menampilkan pentas seni bernuansa kedaerahan setelah melalui proses latihan yang dibimbing oleh guru seni maupun guru bahasa sunda.
“Melalui peringatan hari bahasa indung se-dunia ini, seni budaya daerah, baik dalam penggunaan berbahasa sunda maupun berbudaya akan tetap eksis dan lestari di masyarakat,” harap H Suleha.
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda Kab. Kuningan, Yan Kusdiyana, menerangkan, dilaksanakannya peringatan hari bahasa indung se-dunia dengan menampilkan kreasi seni budaya yang dilakukan para siswa di masing-masing sekolah akan berdampak positif dan terbiasa bagi para siswa itu sendiri. Seperti menampilkan drama kaulinan budak (permainan anak) oray-orayan itu menggambarkan suatu permainan yang penuh kebersamaan dan kekompakan. Diantara mereka (teman) bisa saling mengenal dan penuh keakraban.
“Memainkan HP juga sama, anak-anak itu sedang bermain. Namun permainan tersebut hanya asik sendiri bersipat individu. Bermain HP sendirian bisa mengakibatkan kurang akrab dengan teman-teman, bahkan nyaris putus hubungan silaturahmi. Berbeda dengan kaulinan barudak, kita bertemu langsung atau membangun kerja sama yang disertai keakraban. Misalnya, bermain drama kaulinan budak ada kerjasama, kekompakan dan gotong royong sebagaimana yang harus ditampilkan dalam permainan tersebut,” tutur Yan, yang juga Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMA Negeri 1 Luragung itu.
(Fikhar/BK)