Redaksi
Senin, 4/22/2024 08:48:00 AM WIB
HeadlinePendidikan

SMA Negeri 1 Jalaksana Menggelar Acara Halal Bihalal, Hadirin mendapat Siraman Rohani Dari Ustadz H Didin Aminuddin

Advertisment

KUNINGAN, (BK).-


Keluarga besar SMA Negeri 1 Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan menggelar acara halal bihalal Idul Fitri 1445 H/2024 M dimana hadirin mendapat siraman rohani dari Ustadz H Didin Aminuddin, berlangsung di Hanggar sekolah setempat, Jumat (19/4/2024).

Kepala SMA Negeri 1 Jalaksana, H Nanang Warsa MPd, pihaknya dalam suasana yang penuh kebahagiaan itu tak luput mengucapkan permohonan maaf, baik atas nama pribadi, keluarga maupun lembaga karena sudah barang tentu dalam menjalankan tugas selama ini terdapat kesalahan maupun kekhilafan. Melalui lebaran Idul Fitri 1445 H ini mari kita untuk saling memaafkan, sehingga akan kembali ke fitri (kesucian). Selain itu, semoga ibadah shaum kita yang sebulan lamanya diterima oleh Allah Swt.

“Dengan melaksanakan mushafahah (bersalaman) diantara guru, TU, komite sekolah, caraka beserta siswa kita akan kembali pada kesucian diri. Kami haturkan terima kasih atas kehadiran sebanyak 80 pegawai beserta 830 siswa pada acara halal bihalal Idul Fitri 1445 H ini dalam keadaan sehat, lancar dan penuh hidmat,” ungkap H Nanang.


Sementara, Ustadz H Didin Aminuddin, yang juga guru agama di sekolah setempat, dalam tausiyahnya mengemukakan, ada dua point dalam tausiyah ini, mengapa kita harus melaksanakan halal bihalal dan poin kedua sejak kapan halal bihalal tersebut dilaksanakan di Indonesia. Untuk point pertama, mengapa kita harus melaksanakan halal bihalal? Adapun rujukannya adalah, suatu waktu Nabi Muhammad Saw seusai melaksanakan Idul Fitri, para sahabat kaget karena tidak biasanya Nabi mengucapkan amin-amin-amin hingga tiga. Sehingga mengundang para sahabat bertanya, apakah gerangan sampai mengatakan amin tiga kali padahal tak ada yang sedang berdoa disekelilingnya.

“Wahai para sahabat, tadi saya didatangi oleh Malaikat Jibril menyampaikan sesuatu. Yakni; Wahai Muhammad, maukah engkau mengaminkan ketika aku mendoa, dikarena yang berdoa itu Malaikat, maka saya mengaminkan, masa ditolak,” ujar Nabi Muhammad Saw.

Oleh karena itu jawaban Nabi didepan para sahabat mengutip perkataan Malaikat, janganlah engkau terima puasa orang yang durhaka pada kedua orang tuanya. Kedua, janganlah engkau terima ibadah seorang isteri yang durhaka pada suaminya. Ketiga, janganlah engkau terima puasa dan ibadah seorang muslim yang tidak saling memaafkan.


Poin kedua sejak kapan ada acara halal bihalal di Indonesia, tentunya tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa ketika tahun 1948, Indonesia kembali di jajah oleh Belanda. Berkat semangat dan gigihnya para pejuang, akhirnya Belanda bisa diusir, maka datanglah Jepang untuk menjajah negeri kita. Tapi semangat serta kegigihan para pejuang waktu itu, maka Jepang pun bisa diusir dari tanah air. Inilah yang melatarbelakangi kapan ada halal bihalal di Indonesia, ketika Presiden Soekarno melihat situasi dan kondisi saat itu. Setelah Belanda dan Jepang tidak ada, ternyata terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu; terjadinya disintegrasi, disharmonisasi diantara tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh bangsa yang ironisnya ketika mengusir pejajah memiliki semangat untuk bersatu, tetapi setelah penjajah tidak ada, maka yang ada justru diantara tokoh-tokoh bangsa Indonesia saat itu banyak sekali gesekan saling sikut, fitnah dan sebagainya. Sehingga Presiden Soekarno khawatir kalau keadaan seperti ini dibiarkan akan terjadi konflik diinternal bangsa sendiri.

Maka dari itu, presiden mengundang para tokoh agama salah satunya yang diundang adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, salah seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Beliau diminta saran oleh Bung Karno, kira-kira kiyai ini punya ide/gagasan apa yang bisa dituangkan untuk mempersatukan elit-elit politik agar tetap bersatu waktu itu. Maka KH Abdul Wahab Hasbullah menyampaikan salah satunya dengan kata silaturahim. Namun Bung Karno mengkoreksi apakah ada kata lain, maka Hasbullah mengatakan dengan istilah halal bihalal. Mulai saat itulah acara halal bihalal di Indonesia dilakukan hingga sekarang tetap berlanjut. (HEM/BK)