Selasa, 5/20/2025 04:55:00 AM WIB
HeadlinepemerintahPendidikan

KPAID Apresiasi Program Pendidikan Karakter Semi Militer di Kuningan.

Advertisment

Ketua KPAID Wilayah III Cirebon, Hj. Fifi Sofiah, saat menghadiri pembukaan program pendidikan karakter semi militer di Kompleks BKPSDM Kuningan, Senin (19/5/2025).


KUNINGAN, (BK). – 

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Wilayah III Cirebon memberikan apresiasi tinggi terhadap program pendidikan karakter bela negara semi militer yang digagas Pemerintah Daerah Kuningan bekerja sama dengan Kodim 0615/Kuningan. Program ini resmi dibuka pada Senin pagi, 19 Mei 2025, bertempat di Kompleks Kantor BKPSDM Kabupaten Kuningan, Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya.

Ketua KPAID Wilayah III Cirebon, Hj. Fifi Sofiah, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan terobosan pertama di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dalam membentuk karakter anak melalui pendekatan disiplin dan etika.

“Luar biasa, ini program pertama di wilayah 3 Cirebon yang sangat kami apresiasi. Ini tempat yang tepat untuk membentuk karakter anak, terutama dalam hal kedisiplinan. Anak yang disiplin akan rajin, anak yang rajin akan pintar. Ini awal yang baik untuk membentuk budi pekerti yang positif,” ujarnya usai menghadiri pembukaan kegiatan.

Wanita yang akrab disapa Bunda Fifi ini menegaskan, pendekatan semi militer dalam pendidikan tidak bertentangan dengan prinsip perlindungan anak. Ia justru menilai pendekatan tersebut dapat menjadi solusi dalam menangani anak-anak yang selama ini dianggap bermasalah.

“Kadang-kadang, anak-anak bermasalah di luar sana bukan karena nakal semata, tapi karena belum ada pendekatan yang tepat. Di sini, pendekatan yang digunakan adalah kedisiplinan dan pembinaan etika, yang menurut kami sangat efektif,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Bunda Fifi menyampaikan bahwa KPAID tidak memiliki catatan keberatan terhadap pelaksanaan program ini. Ia menyatakan percaya penuh kepada pihak penyelenggara, baik dari Pemda Kuningan maupun Kodim 0615/Kuningan.

“TNI memiliki program TNI Ramah Anak, dan ini selaras. Maka semua pihak harus mendukung, termasuk sekolah, lembaga sosial, dan terutama orang tua. Mereka pasti akan sangat terbantu dengan adanya program ini,” jelasnya.

Terkait selisih jumlah peserta, dari 42 anak yang mendaftar hanya 35 yang hadir, Bunda Fifi menilai hal itu bukan karena adanya penolakan, melainkan karena kurangnya pemahaman dari sebagian pihak.

“Sekolah bukan menyembunyikan anak-anak bermasalah, hanya mungkin belum sepenuhnya memahami tujuan program ini. Jika sudah paham, pasti akan mendukung sepenuhnya,” katanya.

Menanggapi isu adanya penolakan dari KPAI, Bunda Fifi juga menegaskan bahwa seluruh jajaran resmi di KPAI, baik pusat maupun daerah, mendukung penuh kegiatan yang merupakan gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

“Kami tegaskan, KPAI mendukung sepenuhnya. Yang sempat mengaku menolak itu bukan bagian dari kami lagi, sudah tidak aktif di KPAI,” pungkasnya. 

Program pendidikan karakter semi militer ini dijadwalkan berlangsung selama dua pekan ke depan dalam beberapa gelombang, dengan materi yang mencakup pembinaan fisik ringan, kedisiplinan, dan penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada para peserta. (Yayan/ BK)