Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah Saw
beliau bersabda: Musa berkata: “Wahai Tuhanku, ajarkanlah aku suatu zikir
(ucapan) untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu dengannya."
Allah berfirman: "Katakanlah, wahai Musa: “Laa ilaaha
illallaah (Tiada tuhan selain Allah).”
Musa berkata: “Wahai Tuhanku, seluruh hamba-Mu mengatakan
itu.”
Allah berfirman: "Wahai Musa, seandainya langit yang
tujuh dan seluruh penghuninya selain Aku, serta bumi yang tujuh diletakkan di
satu sisi timbangan, dan kalimat Laa ilaaha illallaah diletakkan di sisi yang
lain, maka akan lebih beratlah, “Laa ilaaha illallaah.”
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah
Saw bersabda:
“Tidak ada hari-hari di mana amal saleh di dalamnya lebih
dicintai oleh Allah ﷻ
daripada hari-hari ini”-yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat
bertanya: “Yaa Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?”
Beliau menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali
orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatu
pun darinya (mati syahid dan hartanya habis untuk jihad).”
(HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Thabrani, dan
al-Baihaqi)
Dalam riwayat lain:
“Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah, dan lebih
dicintai oleh-Nya untuk beramal di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah).
Maka perbanyaklah di dalamnya membaca tahlil (Laa ilaaha illallah), takbir
(Allahu Akbar), tahmid (Alhamdulillah), dan tasbih (Subhanallah).”
Disebutkan pula:
"Said bin zubair—rahimahullah—jika memasuki hari-hari
sepuluh (awal Dzulhijjah), beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan
kesungguhan yang luar biasa, sampai-sampai tidak sanggup orang lain
menirunya."
Kesimpulan: sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah adalah
hari-hari terbaik dalam setahun untuk beramal saleh, bahkan lebih utama
daripada jihad, kecuali jihad yang dilakukan secara total dan gugur di jalan
Allah.
Amalan yang sangat dianjurkan: yakni memperbanyak dzikir
(takbir, tahmid, tahlil, tasbih), puasa, terutama pada hari Arafah (kalo bisa
mulai tgl 1 - 9) sedekah, shalat sunnah dan semua bentuk amal kebajikan lainnya.
“Namun ingat, sebagaimana kebaikan sekecil apapun yang dilakukan di 10 hari pertama Dzulhijah pahalanya bernilai jihad, maka perbuatan dosa/kesalahan sekecil apapun yang dilakukan di 10 hari pertama dzulhijah maka azabnya akan sangat pedih, maka yang paling utama adalah jauhi kedzaliman dan perbuatan dosa di 10 hari pertama bulan dzulhijah ini,” tutur KH Fitriyadi Siraj, dalam ceramahnya di Masjid Agung Syiarul Islam Kuningan, Selasa (27/5/2025).
Sebagai penutup, 10 hari pertama bulan dzulhijah hari-hari
yang disayang Allah melebihi segala musim, amal di dalamnya berlipat pahala,
bahkan jihad pun tak menandingi nilainya—kecuali yang pulang tanpa jiwa dan
harta. Di dalamnya, dzikir menjadi cahaya, tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir
menggema, puasa di hari Arafah menghapus dosa dua tahun lamanya, dan setiap
sujud jadi tangga menuju surga-Nya.
“Inilah saat hati dibersihkan, dosa dihapuskan, doa diangkat
tinggi ke langit, dan rahmat turun seperti hujan yang tak terelakkan. Maka
jangan biarkan ia lewat tanpa bekas, jangan sekadar lewat sebagai penanda
kalender, jadikan ia saksi bahwa engkau pernah bersungguh-sungguh, pernah
mencintai Allah. Dalam sepuluh hari yang tak tergantikan ini,” pungkas KH
Fitriyadi. (HEM/Nel’S/BK)