Advertisment
KUNINGAN,(BK) –
Ribuan warga memadati halaman Gedung Paseban Cagur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Kamis (19/6/2025). Mereka datang untuk menyaksikan puncak perayaan adat Seren Taun 1958 Saka Sunda yang digelar masyarakat adat Sunda Wiwitan.
Tahun ini, perayaan mengusung tema “Nilai Luhur Tradisi Bangsa sebagai Pedoman Menuju Indonesia Emas”. Selain menjadi tradisi rutin tahunan, Seren Taun juga menjadi momen syukur spiritual masyarakat adat terhadap berkah kehidupan.
Ketua panitia Seren Taun sekaligus tokoh adat Sunda Wiwitan, Pangeran Gumirat Barna Alam atau Rama Anom, menyebutkan bahwa perayaan kali ini berlangsung lebih sakral. Hal ini sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya sang ayah, almarhum Pangeran Djatikusumah Maniswara Tedjabuwana Alibassa, tokoh spiritual adat Sunda Wiwitan.
“Puncak perayaan Seren Taun bukan sekadar penanda pergantian musim tanam dan panen, tapi wujud kesadaran spiritual dan syukur kita kepada Sang Pencipta,” ungkap Rama Anom saat memberikan sambutan.
Selain itu, Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., juga hadir dalam kegiatan. Ia menyampaikan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan, seperti yang tercermin dalam nilai-nilai Seren Taun.
“Saya melihat langsung antusiasme anak-anak muda yang mengenakan pakaian adat dan tampil dalam pertunjukan seni. Ini jadi bukti bahwa budaya Sunda masih kuat di tengah generasi sekarang,” kata Bupati.
Perayaan Seren Taun tahun ini tidak hanya diisi dengan prosesi adat, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi, pembelajaran nilai-nilai luhur, serta penguatan identitas budaya masyarakat Sunda Wiwitan di Kuningan. (Apip/BK)