Rabu, 7/30/2025 08:30:00 AM WIB
HeadlineMuslim

Barangsiapa Yang Diberikan Empat Perkara, Maka Telah Diberikan Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Advertisment

 

Ustadz Fitriyadi Siraj dalam kejian subuh di Masjid Agung Syiarul Islam Kuningan, Selasa 29 Juli 2025


KUNINGAN, (BK).-

 وَرُوِيَ عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ

قَالَ: أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ فَقَدْ أُعْطِيَ خَيْرَيِ ٱلدُّنْيَا وَٱلْآخِرَةِ: لِسَانٌ ذَاكِرٌ، وَقَلْبٌ شَاكِرٌ، وَبَدَنٌ صَابِرٌ، وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ صَالِحَةٌ

Diriwayatkan dari Sa'id, dari Qatadah, bahwa Nabi bersabda:  Barangsiapa yang diberikan empat perkara, maka ia sungguh  telah diberikan kebaikan dunia dan akhirat: Apa  ke-empat perkara tersebut yang akan mendapat kebaikan bagi orang yang diberikan empat perkara dimaksud?

 

“Pertama, lisannya yang selalu berzikir (mengingat Allah), kedua hati yang selalu bersyukur, tiga tubuh yang sabar, dan ke-empat adalah isteri yang beriman lagi sholihah,” demikian diungkapkan Ustadz Fitriyadi Siraj, dalam kejian subuh di Masjid Agug Syiarul Islam Kuningan, Selasa (29/7/2025).

 

Dijelaskan Fitriyadi, lisanun dzaakir (لِسَانٌ ذَاكِرٌ) – lisan yang selalu berzikir:

senantiasa melafalkan dzikir pagi-petang, menyebut “Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar. Terutama doa & dzikir pagi sore seperti alfatihah, alif lam mim, ayat kursi, al ikhlas,  alfalaq, annaas sebanyak tiga kali. Selain tu, menghindari gibah, caci maki, dan perkataan sia-sia. Saat akan melakukan aktifitas, mengucap: “Bismillah”, dan setelah aktivitas membacakan “Alhamdulillah”. Misalnya, seorang ibu rumah tangga saat menyetrika sambil membaca shalawat dan istighfar.

 

“Qalbun syaakir (قَلْبٌ شَاكِرٌ) – hati yang bersyukur: menerima keadaan meski sederhana, dan tetap bersyukur atas nikmat yang ada.  Tidak mengeluh atas musibah kecil, malah menjadikannya sarana mendekat kepada Allah. Umpamanya; seorang pedagang kecil berkata, Alhamdulillah meskipun hanya mendapat untung sedikit hari itu,” ujarnya.

 

Berikutnya orang yang mendapat kebaikan dari empat perkara tersebut, badanun shaabir (بَدَنٌ صَابِرٌ) – tubuh yang sabar: sabar menahan lelah saat bekerja, beribadah, merawat keluarga.  Sabar dalam menjaga diri dari maksiat. Termasuk sabar menghadapi sakit dan ujian hidup. Dalam pelaksanaannya, seorang ayah bekerja keras meski hujan dan panas demi menghidupi keluarga, tanpa mengeluh, sambil terus berdoa dan yakin pada janji Allah.

Berikutnya, zaujah mu’minah shaalihah (زَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ صَالِحَةٌ) – Istri yang beriman dan shalihah: selalu taat kepada suami, menjaga kehormatan diri dan rumah tangga.  Menjadi penyejuk hati, penolong dalam ibadah, sabar dalam kekurangan, dan penuh kasih dalam kelebihan. Contoh; seorang istri bangun lebih awal untuk menyiapkan sahur, lalu membangunkan suami dengan lemah lembut sambil berkata, “Yuk, kita kejar barakah sahur bersama…”

 

“Kesimpulan, apabila lidah tak henti berdzikir, hati tak jemu bersyukur, tubuh sabar menanggung getir dan pendamping hidupmu adalah istri yang shalihah dan jujur, maka yakinlah di dunia kau akan selalu tenang dan di akhiratoun akan senang,” pungkas Ustadz Fitriyadi. (HEM/Nok Nel’s/BK)