Advertisment
Ustadz Fitriyadi Siraj dalam kejian subuh di Masjid Agung Syiarul Islam Kuningan, Selasa 29 Juli 2025
KUNINGAN, (BK).-
قَالَ: أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ فَقَدْ أُعْطِيَ خَيْرَيِ ٱلدُّنْيَا
وَٱلْآخِرَةِ: لِسَانٌ ذَاكِرٌ، وَقَلْبٌ شَاكِرٌ، وَبَدَنٌ صَابِرٌ، وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ
صَالِحَةٌ
Diriwayatkan dari Sa'id, dari Qatadah, bahwa Nabi ﷺ bersabda: Barangsiapa yang diberikan empat perkara,
maka ia sungguh telah diberikan kebaikan
dunia dan akhirat: Apa ke-empat perkara
tersebut yang akan mendapat kebaikan bagi orang yang diberikan empat perkara
dimaksud?
“Pertama, lisannya yang selalu berzikir (mengingat Allah),
kedua hati yang selalu bersyukur, tiga tubuh yang sabar, dan ke-empat adalah
isteri yang beriman lagi sholihah,” demikian diungkapkan Ustadz Fitriyadi
Siraj, dalam kejian subuh di Masjid Agug Syiarul Islam Kuningan, Selasa
(29/7/2025).
Dijelaskan Fitriyadi, lisanun dzaakir (لِسَانٌ ذَاكِرٌ) –
lisan yang selalu berzikir:
senantiasa melafalkan dzikir pagi-petang, menyebut
“Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar. Terutama doa
& dzikir pagi sore seperti alfatihah, alif lam mim, ayat kursi, al
ikhlas, alfalaq, annaas sebanyak tiga
kali. Selain tu, menghindari gibah, caci maki, dan perkataan sia-sia. Saat akan
melakukan aktifitas, mengucap: “Bismillah”, dan setelah aktivitas membacakan “Alhamdulillah”.
Misalnya, seorang ibu rumah tangga saat menyetrika sambil membaca shalawat dan
istighfar.
“Qalbun syaakir (قَلْبٌ شَاكِرٌ) – hati yang bersyukur: menerima
keadaan meski sederhana, dan tetap bersyukur atas nikmat yang ada. Tidak mengeluh atas musibah kecil, malah
menjadikannya sarana mendekat kepada Allah. Umpamanya; seorang pedagang kecil
berkata, Alhamdulillah meskipun hanya mendapat untung sedikit hari itu,”
ujarnya.
Berikutnya orang yang mendapat kebaikan dari empat perkara
tersebut, badanun shaabir (بَدَنٌ صَابِرٌ) – tubuh yang sabar: sabar menahan
lelah saat bekerja, beribadah, merawat keluarga. Sabar dalam menjaga diri dari maksiat.
Termasuk sabar menghadapi sakit dan ujian hidup. Dalam pelaksanaannya, seorang
ayah bekerja keras meski hujan dan panas demi menghidupi keluarga, tanpa
mengeluh, sambil terus berdoa dan yakin pada janji Allah.
Berikutnya, zaujah mu’minah shaalihah (زَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ صَالِحَةٌ)
– Istri yang beriman dan shalihah: selalu taat kepada suami, menjaga kehormatan
diri dan rumah tangga. Menjadi penyejuk
hati, penolong dalam ibadah, sabar dalam kekurangan, dan penuh kasih dalam
kelebihan. Contoh; seorang istri bangun lebih awal untuk menyiapkan sahur, lalu
membangunkan suami dengan lemah lembut sambil berkata, “Yuk, kita kejar barakah
sahur bersama…”
“Kesimpulan, apabila lidah tak henti berdzikir, hati tak
jemu bersyukur, tubuh sabar menanggung getir dan pendamping hidupmu adalah
istri yang shalihah dan jujur, maka yakinlah di dunia kau akan selalu tenang
dan di akhiratoun akan senang,” pungkas Ustadz Fitriyadi. (HEM/Nok Nel’s/BK)