Jumat, 7/25/2025 03:47:00 PM WIB
HeadlinepemerintahanRagam

Kampung Cibogo Konsisten Gelar Sedekah Bumi, Layak Dicanangkan Jadi Kampung Adat

Advertisment

Azum tokoh  pemuda blok Cibogo bersama guru dan siswa SD berfoto di depan gapura hias di Kampung Cibogo dalam rangkaian kegiatan budaya Sunda.


KADUGEDE (BK).-

Kampung Cibogo Blok Kaliwon Desa/Kecamatan Kadugede secara konsisten menggelar acara adat Sedekah Bumi setiap setiap tahun, sehingga kampung tersebut layak dicanangkan sebagai Kampung Adat, Lingkungan Adat atau Desa Adat, pasalnya warga dikampung dekat aliran Sungan Cisanggarung itu memiliki pegangan kuat pada adat dan kebudayaan setempat, terutama dalam menggelar Sedekah Bumi yang dilaksanakan rutin setiap tahunya , serta melestarikan kebudayaan dan nilai-nilai luhur kearifan lokal serta diwarisan leluhur secara turun temurun.

“Kampung yang layak dijadikan kampung adat atau budaya adalah kampung yang memiliki tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai budaya yang masih terjaga dan diwariskan secara turun temurun, di Kampung Cibogo inilah nilai-nilai Kampung Adat itu sudah ada, karena warganya secara Konsisten pada pelestarian budaya, adat dan lingkungan yang ada sejak dulu hingga sekarang,”Ujar Camat Kecamatan Kadugede Maryanto, S.STP., M.Si, dalam sambutan pembukaan Syukuran Sedekah Bumi Kampung Cibogo di Blok Kalowon Desa / Kecamatan Kadugede Kamis (25/7/2025).

Menurut Camat Maryanto, Kampung Cibogo mempunyai letak geografis yang strategis dengan kontur tanahnya berada duperbukitan yang masih terjaga, dilalui Daerah Aliran Sungai Cisanggarung yang masih alami dengan segala potensinya, tinggal membangun atau merenovasi bangun rumah adat zaman dulu, seperti rumah panggung ditambah kandang peternakan, atau kolam ikan disekitarnya, sebagai ciri khas adat dan Budaya Sunda.

“Kita sepekati bersama, bagaimana Kampung Cibogo ini sebagai Kampung Budaya, dimulai dari Jembatan pas masuk hingga tempat yang dijadikan tempat Sedekah Bumi ini, tentunya tinggal melengkapi dengan bangunan ciri khas kesundaan untuk mengingatkan generasi penerus akan pentingnya melestarikan adat budaya Sunda, tentunya sejalan dengan Program Pak KDM ( Gubernur Jawa Barat, red ),”ujarnya.






Ketua pelaksana Sedekah Bumi Cibogo Kadugede Dony Adhtya, didampini Sekretrais Kegiatan Aldy Khaerul Iskandar, Tema Sedekah Bumi ini “ Santun Jadi Panungtun Riksa bumi Ngajati Diri” artinya Sopan santun menjadi tuntunan hidup dan menjaga alam dan lingkungan menjadi ciri yang melekat dijiwa Warga Cibogo.

“Tujuan sedekah bumi adalah wujud rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT sebagai Tuhan Sang Pencpta Alam Semesta atas hasil bumi dan berkah yang diberikan, serta sebagai upaya menjaga kelestarian budaya dan mempererat solidaritas sosial. Sedekah bumi juga menjadi sarana untuk memohon keselamatan dan kemakmuran desa serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kepedulian pada sesama, sebagai agenda rutin tahunan warga Cibogo,”terang Doni.

Ada sisitem Barter dengan Koin.


Doni mengatakan, pada rangkaian Sedekah Bumi kali ini ada yang unik, dimana sebelum masuk ke tempat acara ini ada Pasar Makanan dan Minuman Tradisional, jika ingin membeli makanan atau minuman tertentu maka pengunjung dapat membelinya dengan sistem barter menggunakan Koin Bogo (Koin dari bulletin kayu bertuliskan Bogo) dengan satu Koin Bogo setara dengan Rp. 2000.- sebagai alat tukarnya.

“Dulu diselenggarakan oleh para leluhur sangat sederhana, setelah do’a bersama dilanjutkan makan bersama, sekarang dikemas lebih menarik lagi, Pembukaanya Dengan menggunakan Goong Renteng, ada Drama, Tari Japiong, Ngibing Pencak Silat dari usia anak sekolah, Donor Darah, penanaman pohon, menebar benih ikan, Do’a bersama,Istigoash, ziarah kemakam leluhur, bahkan sekarang ada Pasar Tradisional dengan Sistem Barter menggunakan Koin dari Kayu,”katanya.

Salahseorang Tokoh Pemuda Kampung Cibogo Azum mengatakan, dengan adanya Sedekah Bumi diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar dan lingkungan. Dengan adanya pasar tradisional ini diharapkan salahsatunya ada nilai ekonomi, sedangkan menanam pohon untuk melestarikan alam dan menghasilkan air dan oksigen, pun menebar benih ikan di Sungai Sanggarung agara keberadaanya dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Makna sedekah bumi ini bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, melestarikan nilai - nilai gotong royong, kebersamaan, dan mencintai lingkungan sekitar, peduli sesame, harapan kedepanya Sedekah Bumi ini ingin menjadi salah satu tujuan Wisata Budaya di Kabupaten Kuningan,” ungkap Azum.

Menurut Azum yang juga Ketua Perguruan Silat Sinar Pusaka Arya Putra, Gelaran Sedekah Bumi di Blok Cibogo Desa Kadugede tidak bisa dipisahkan dengan penabuhan Goong renteng diacara pembuka dan Ziarah kemakam Embah Buyut Sampet sebagai pendiri sekaligus leluhur Kampung Cibogo.

“Goong renteng ini memiliki keunikan tersendiri, dulu ketika ada warga Cibogo hajat pasti ditampilkan, pernah ada (Goong Renteng) salahsatunya dibawa oleh warga yang masih keturunan sini dibawa dibawa ketempat lain, tapi ditempat rumah itu bunyi sendiri, dan bisa kembali lagi sendiri, hingga jumlah Goong Renteng Kembali lengkap,”tuturnya.

Azum mengatakan, Goong Renteng merupakan salahsatu warisan alat seni dari Leluhurnya yang Bernama Embah Buyut Sampet diperikrakan usinya sudah mencapai ratusan tahun, alat seni semacam gamelan Sunda yang kuno, di mana alat musiknya (terutama bonang) disusun berderet atau berjajar. Istilah "goong" sendiri berarti gamelan, sedangkan "renteng" merujuk pada susunan berderet atau berjajar.

“Jadi, "Goong Renteng" secara harfiah berarti "gamelan yang disusun berderet" kemudian katanya tidak mudah ditiru oleh para ahli seni, diperkirakan umurnya mendekati lima ratus tahun, saya generasi kedelapan, kalau diliat dari keturunan umurnya masing enam puluh tahun, sudah berapa tahun sekarang?,”ujarnya. (Apip/BK)