Post ADS 1
Post ADS 1
Kamis, 10/23/2025 06:43:00 AM WIB
HeadlinePendidikan

Esensi Hari Santri Nasional (HSN) Merupakan Gerakan Kebangsaan Untuk Mengisi Kemerdekaan

 

Wakil Rektor II Unisa Kuningan, Dr. H. Iim Suryahim,M.Pd.I, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Rabu (22/10/2025)



KUNINGAN, (BK).-

Sejumlah elemen di Kabupaten Kuningan menggelar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, baik yang diselenggarakan di sekolah-sekolah, termasuk di Kampuns Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) alamat di Jl Mayasih Cigugur, Rabu (22/10/2025).

 

Menurut Wakil Rektor II Unisa Kuningan, Dr. H. Iim Suryahim,M.Pd.I, mengemuakan, Hari Santri Nasional memiliki esensi membangun kesadaran masyarakat untuk mengisi kemerdekaan dan merawat keragaman masyarakat yang harmonis. HSN bukan sekadar momentum seremonial, tetapi menjadi refleksi historis dan moral bagi seluruh elemen bangsa tentang peran strategis santri dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.

 

“Hari santri harus dimaknai sebagai gerakan kebangsaan yang menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk terus mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata, kemandirian, dan semangat keikhlasan sebagaimana diteladankan oleh para ulama dan santri pejuang kemerdekaan,” ungkap H Iim.

 

Ia menegaskan, bahwa santri adalah simbol cinta tanah air dan penjaga moral bangsa. Dalam konteks kekinian, semangat santri harus diwujudkan dalam etos kerja, inovasi, dan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah dan bangsa. Masyarakat Kuningan sebagai bagian dari Indonesia yang majemuk perlu terus meneladani nilai-nilai moderasi, toleransi, dan gotong royong. Suatu tata nilai kehidupan yang sejatinya warisan karakter budaya Nusantara.

 

Lebih jauh lagi, HSN juga menjadi pengingat pentingnya merawat keragaman dalam harmoni. Di tengah tantangan globalisasi dan polarisasi sosial, masyarakat harus menjadi teladan dalam menjaga persatuan, menghormati perbedaan, serta memperkuat ukhuwah. Baik ukhuwah islamiyah, wathaniyah, maupun insaniyah. Dengan demikian, semangat HSN dapat melahirkan masyarakat yang inklusif, damai, dan berkeadaban.

 

Wakil Rektor Unisa yang satu ini, juga menekankan perlunya sinergitas antara pemimpin dan rakyat, sebagaimana nilai-nilai kepemimpinan profetik yang selalu mengedepankan keadilan, kebersamaan, dan pelayanan. Termasuk pemerintah, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat harus bersatu dalam membangun peradaban bangsa yang bermartabat. Suatu peradaban yang perlu dibangun kembali oleh segenap elemen bangsa, yakni peradaban dari bumi Nusantara untuk dunia.

 

“Dengan semangat Hari Santri Nasional, diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat menghidupkan kembali nilai kejuangan, keikhlasan, dan pengabdian. Sehingga Indonesia akan terus maju, makmur, dan harmonis dalam keberagaman,” pungkas Dr KH Iim. (HEM/BK)