KUNINGAN, (BK) –
Warga Dusun Mulyaasih 2, Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, dikejutkan oleh peristiwa pembacokan yang dilakukan seorang pria terhadap mantan istrinya, Jumat (10/10/2025) pagi. Aksi berdarah itu diduga dipicu oleh dendam lama karena pelaku tidak terima diceraikan secara sepihak.
Korban diketahui bernama Nesah (44), warga RT 006/RW 002 Desa Purwawinangun, Kecamatan Kuningan. Ia mengalami luka serius akibat sabetan senjata tajam yang dilakukan oleh mantan suaminya, Ibul Sahibul (56), yang juga warga RT 006/RW 002 Desa Purwawinangun, Kecamatan Kuningan.
Kepala Dusun Mulyaasih 2, Fitri Rivani, mengungkapkan bahwa kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
“Saya mendapat laporan dari warga bahwa ada keributan di rumah tempat korban berada. Saat saya datang, korban sudah berlumuran darah, sementara pelaku terlihat memegang golok,” tutur Fitri saat dikonfirmasi, Jumat (10/10/25).
Melihat warga berdatangan, pelaku langsung melarikan diri meninggalkan lokasi kejadian. Berdasarkan keterangan saksi, pertengkaran antara keduanya diduga dipicu rasa sakit hati pelaku yang tak terima diceraikan secara sepihak.
“Diduga pelaku menyimpan dendam lama karena merasa tidak terima dengan perceraian itu,” Jelas Fitri.
Akibat pembacokan tersebut, korban mengalami luka robek pada jari tangan kanan dan kiri akibat menangkis serangan, serta luka di bagian kening dan bibir. Korban kemudian dilarikan ke RS Sekar Kamulyan Cigugur untuk mendapatkan penanganan medis.
Babinsa Cigugur, Serda Anang, yang menerima laporan dari perangkat desa, langsung bergerak cepat ke lokasi kejadian. Ia bersama Polsek Cigugur dan perangkat Desa Puncak melakukan penanganan serta membantu evakuasi korban ke rumah sakit.
“Begitu mendapat informasi, kami langsung berkoordinasi dengan pihak Polsek dan perangkat desa untuk mengamankan lokasi dan membawa korban ke rumah sakit,” ujar Serda Anang.
Hingga saat ini, pihak Polsek Cigugur bersama Polres Kuningan masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri usai melakukan aksinya. Kasus ini kini dalam penyelidikan lebih lanjut. (Apip/BK)