Advertisment
![]() |
Bupati Kuningan saat memberikan sambutan dalam pembukaan Program Pendidikan Karakter Bela Negara, yang bertujuan membentuk generasi muda berkarakter dan tangguh. |
KRAMATMULYA, (BK ). –
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan bersama Kodim 0615/Kuningan resmi meluncurkan Program Pendidikan Karakter Bela Negara, Senin (19/5/2025).
Kegiatan semi militer yang diikuti puluhan pelajar tingkat SMP ini dipusatkan di Kantor BKPSDM, Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya.
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, membuka langsung kegiatan tersebut, didampingi Dandim 0615/Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan dan jajaran Forkopimda.
Dalam sambutannya, Bupati Dian menekankan urgensi pembentukan karakter di tengah tantangan zaman modern yang kian kompleks.
"Ini bentuk keprihatinan kami terhadap kondisi remaja saat ini. Kami ingin melalui program ini muncul perubahan positif, khususnya dalam menekan kenakalan remaja," ujarnya.
Ia menegaskan, peserta program bukanlah siswa bermasalah. Justru mereka dipilih untuk mendapatkan penguatan nilai-nilai moral yang kian memudar di era digital.
"Prestasi akademik saja tidak cukup. Anak-anak butuh kecerdasan sosial, empati, dan kemampuan bergaul. Ini yang mulai tergerus oleh pengaruh media sosial," imbuhnya.
Menurutnya, dunia kini cenderung menilai moral dari seberapa viral suatu tindakan, bukan dari substansi kebaikan itu sendiri. Maka dari itu, program ini hadir untuk mengisi kekosongan yang tidak bisa dipenuhi oleh kurikulum formal sekolah.
"Kami tidak sedang melatih anak jadi prajurit, tapi menyiapkan generasi tangguh, berkarakter, cinta bangsa, dan kuat secara mental maupun moral," tegasnya.
Program ini berlangsung selama dua minggu penuh dengan sistem karantina. Seluruh kebutuhan peserta ditanggung oleh APBD Kabupaten Kuningan, termasuk tempat tidur, pakaian, dan makanan bergizi. Selama kegiatan, peserta dilarang membawa uang dan perangkat elektronik.
Bupati menambahkan, program ini juga dimaksudkan sebagai upaya detoksifikasi dari pengaruh negatif gawai dan media sosial.
Sementara itu, Dandim 0615/Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan menjelaskan, kegiatan tak hanya berisi pelatihan fisik, tetapi juga pendidikan moral, kepemimpinan, dan religiusitas.
"Setiap hari dimulai sejak subuh dengan salat berjamaah, lanjut latihan fisik, pelajaran reguler, dan sesi pendampingan moral malam hari. Semua peserta Muslim, jadi aspek keagamaan juga ditekankan," jelasnya.
Ia menambahkan, semua peserta sudah menjalani tes kesehatan sebelum masuk karantina. Kegiatan ini juga dijamin bebas kekerasan dan dijalankan secara kolaboratif.
"Kami libatkan 26 panitia dari Kodim, Disdikbud, guru BK, KPAID, dan unsur lainnya. Harapannya, mereka jadi agen perubahan di sekolah dan lingkungan masing-masing," tuturnya.
Acara pembukaan juga dihadiri Wakil Bupati Tuti Andriani, Kapolres AKBP Ali Akbar, Wakil Ketua DPRD Saw Tresna Septiani, Kepala Disdikbud Uu Kusmana, Plt Kepala BKPSDM Drs. Ucu Suryana, Pj Sekda Beni Prihayatno, Ketua KPAID Wilayah Cirebon Fifi Sofiah, serta tamu undangan lainnya.(Apip/BK)
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, membuka langsung kegiatan tersebut, didampingi Dandim 0615/Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan dan jajaran Forkopimda.
Dalam sambutannya, Bupati Dian menekankan urgensi pembentukan karakter di tengah tantangan zaman modern yang kian kompleks.
"Ini bentuk keprihatinan kami terhadap kondisi remaja saat ini. Kami ingin melalui program ini muncul perubahan positif, khususnya dalam menekan kenakalan remaja," ujarnya.
Ia menegaskan, peserta program bukanlah siswa bermasalah. Justru mereka dipilih untuk mendapatkan penguatan nilai-nilai moral yang kian memudar di era digital.
"Prestasi akademik saja tidak cukup. Anak-anak butuh kecerdasan sosial, empati, dan kemampuan bergaul. Ini yang mulai tergerus oleh pengaruh media sosial," imbuhnya.
Menurutnya, dunia kini cenderung menilai moral dari seberapa viral suatu tindakan, bukan dari substansi kebaikan itu sendiri. Maka dari itu, program ini hadir untuk mengisi kekosongan yang tidak bisa dipenuhi oleh kurikulum formal sekolah.
"Kami tidak sedang melatih anak jadi prajurit, tapi menyiapkan generasi tangguh, berkarakter, cinta bangsa, dan kuat secara mental maupun moral," tegasnya.
Program ini berlangsung selama dua minggu penuh dengan sistem karantina. Seluruh kebutuhan peserta ditanggung oleh APBD Kabupaten Kuningan, termasuk tempat tidur, pakaian, dan makanan bergizi. Selama kegiatan, peserta dilarang membawa uang dan perangkat elektronik.
Bupati menambahkan, program ini juga dimaksudkan sebagai upaya detoksifikasi dari pengaruh negatif gawai dan media sosial.
Sementara itu, Dandim 0615/Kuningan Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan menjelaskan, kegiatan tak hanya berisi pelatihan fisik, tetapi juga pendidikan moral, kepemimpinan, dan religiusitas.
"Setiap hari dimulai sejak subuh dengan salat berjamaah, lanjut latihan fisik, pelajaran reguler, dan sesi pendampingan moral malam hari. Semua peserta Muslim, jadi aspek keagamaan juga ditekankan," jelasnya.
Ia menambahkan, semua peserta sudah menjalani tes kesehatan sebelum masuk karantina. Kegiatan ini juga dijamin bebas kekerasan dan dijalankan secara kolaboratif.
"Kami libatkan 26 panitia dari Kodim, Disdikbud, guru BK, KPAID, dan unsur lainnya. Harapannya, mereka jadi agen perubahan di sekolah dan lingkungan masing-masing," tuturnya.
Acara pembukaan juga dihadiri Wakil Bupati Tuti Andriani, Kapolres AKBP Ali Akbar, Wakil Ketua DPRD Saw Tresna Septiani, Kepala Disdikbud Uu Kusmana, Plt Kepala BKPSDM Drs. Ucu Suryana, Pj Sekda Beni Prihayatno, Ketua KPAID Wilayah Cirebon Fifi Sofiah, serta tamu undangan lainnya.(Apip/BK)