Advertisment
Ustadz Fitriyadi Siraj |
Perlu diketahui bersama ahwa ada lima nasihat kehidupan dari Imam Fudhail bin ‘Iyadh apabila kelima perkara tersebut diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan mendapat keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Pertama, jika sesuatu menimpamu, yakinlah itu sudah ditakdirkan oleh Allah Swt, supaya kamu tidak menyalahkan orang lain. Contoh, ketika jatuh terpeleset, katakan: “Ini takdir dari Allah, pasti ada hikmah.” Saat ada orang yang mengecewakanmu, ucapkan dalam hati: “Semua sudah ditentukan Allah, aku tak ingin menyimpan dendam.”
“Kedua, jagalah lisanmu, supaya orang lain selamat dari ucapanmu, dan kamu pun selamat dari siksa Allah. Contoh; saat tergoda mengomentari aib orang lain, segera tahan diri dan beristighfar. Jika sedang marah, lebih baik diam daripada berkata kasar yang disesali nanti,” ungkap Ustadz Fitriyadi Siraj dalam kajian subuh di Masjid Agung Syiarul Islam Kuningan, Selasa (24/6/2025).
Ditambahkan dia, nasihat nomor tiga, percayalah dengan janji Allah tentang rezeki, agar hatimu tetap beriman. Contoh; meski pekerjaan belum jelas, tetap semangat dan yakin: “Allah Maha Pemberi Rezeki.” Jangan tergoda korupsi atau cara haram, karena yakin bahwa yang halal, meski sedikit, tapi lebih berkah.
Sedangkan nasihat nomor empat, selalu bersiap menghadapi kematian, supaya kamu tidak mati dalam keadaan lalai. Contoh; perbanyak istighfar dan muhasabah sebelum tidur, seolah malam ini bisa jadi malam terakhirmu. Sisihkan harta untuk sedekah jariyah atau wakaf yang terus mengalirkan pahala setelah meninggal. Terkahir wasiat nomor lima; perbanyak mengingat Allah di mana pun kamu berada, supaya kamu terlindungi dari semua keburukan.
“Misalnya; dalam perjalanan, dalam antrian, atau saat bekerja, biasakan berdzikir: “Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah.” Jadikan dzikir pagi-sore dan doa sebelum tidur sebagai rutinitas harian agar hatimu selalu terjaga,” papar ustadz muda yang selalu istiqomah dalam melaksanakan amar makruf nahi munkar itu.
Kesimpulan; wahai jiwa yang sedang mencari arah hidup. Nasihat ini bukan sekadar kata-kata, ini adalah pelita bagi hati yang gelap, jalan pulang bagi yang lelah tersesat. Ketika engkau menerima takdir, engkau akan berhenti menyalahkan dunia. Ketika engkau menjaga lisan, engkau sedang menyelamatkan dirimu dari luka yang tak terlihat. Ketika engkau yakin akan rezeki dari-Nya, maka engkau akan hidup dalam keadaan tenang dan syukur.
Ketika engkau sadar akan kematian, engkau akan hidup dengan tujuan, bukan kelalaian. Ketika dzikirmu selalu hidup, jiwamu akan kuat, meski dunia sedang berat. Hiduplah dengan lima bekal ini. Agar saat maut datang memanggil, kau tersenyum, bukan menyesal. Kau pulang…dengan hati yang telah bersih, dan jiwa yang tenang.
“Ya Allah, jadikan kami hamba yang mengamalkan nasihat ini, sebelum Engkau memanggil kami untuk kembali kepada-Mu,” pungkasnya, seraya diamini oleh jemaah kuliah subuh itu. (HEM/BK)