Selasa, 6/17/2025 09:20:00 PM WIB
HeadlineRagam

Tradisi Damar Sewu Buka Rangkaian Seren Taun Paseban Cigugur 2025.

Advertisment

Sesepuh Sunda Wiwitan, Abah Subrata, memimpin prosesi penyulutan api dalam tradisi Damar Sewu sebagai pembuka rangkaian Seren Taun Paseban Tri Pancatunggal 2025 di Cigugur, Kuningan, Sabtu malam (14/6/2025).



KUNINGAN (BK) –

Rangkaian adat Seren Taun Paseban Tri Pancatunggal tahun 2025 resmi dimulai dengan pagelaran Damar Sewu, Sabtu malam (14/6/2025), di kawasan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Tradisi Damar Sewu menjadi pembuka rangkaian kegiatan, selain tradisi Nyandak Pare dan Mesek Pare. Kegiatan ini menjadi simbol penyulutan api sebagai penerangan di tengah kegelapan. Hal ini diibaratkan sebagai bentuk wejangan atau petunjuk bagi manusia dalam kehidupan.

Sesepuh Sunda Wiwitan, Abah Subrata, menjelaskan bahwa Damar Sewu memiliki filosofi mendalam yang menggambarkan bintang-bintang di langit yang bersinar terang.

“Leluhur saya menggambarkan Damar Sewu itu bagaikan bintang di langit. Ada yang besar, ada yang kecil, semuanya mengeluarkan cahaya yang jernih dan murni,” ujarnya saat ditemui di lokasi kegiatan.

Abah Subrata juga menuturkan bahwa Seren Taun merupakan wujud rasa syukur umat manusia kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia menegaskan bahwa masyarakat yang berketuhanan semestinya senantiasa beretika dan menghormati Sang Pencipta.

“Tujuan dari Seren Taun itu selaku umat manusia yang berketuhanan harus beretika kepada Yang Maha Kuasa,” tambahnya.

Menurutnya, ada perbedaan antara Seren Taun di Cigugur dengan yang dilaksanakan oleh masyarakat adat di luar wilayah tersebut. Jika di tempat lain upacara hanya bersifat seremonial, maka di Cigugur, Seren Taun menjadi wadah pemersatu berbagai keyakinan, adat, dan budaya.

“Seren Taun di sini lain, berbeda dengan masyarakat adat lokal di luar Cigugur. Di sini Seren Taun sebagai pelekat seluruh umat manusia yang beraneka ragam keyakinan, adat, dan budaya. Karena selain tontonan, yang utama adalah tuntunan,” kata Abah Subrata.

Kegiatan yang berlangsung khidmat itu juga dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani, SH., M.Kn. Dalam sambutannya, Tuti menyampaikan harapan agar tradisi Seren Taun tetap dilestarikan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.

“Kurang lebih dua minggu yang lalu kita kehilangan tokoh adat, Pangeran Jati Kusumah. Maka pelaksanaan kali ini dibuat sederhana, namun tidak mengurangi makna dari Seren Taun itu sendiri,” ungkap Tuti.

Pemerintah Kabupaten Kuningan, lanjutnya, mendukung penuh kegiatan pelestarian budaya lokal seperti Seren Taun sebagai bagian dari kekayaan adat dan identitas daerah. (Apip/ BK)