Post ADS 1
Post ADS 1
REDAKSI
Senin, 9/01/2025 05:48:00 PM WIB
HeadlineHukumHumanioraRagam

Doa dari Balik Jeruji, Lapas Kuningan Mengetuk Pintu Langit untuk Indonesia


“Suasana doa bersama di Aula Lapas Kelas IIA Kuningan, Senin (01/09/2025). Pegawai dan warga binaan khusyuk memanjatkan doa untuk keselamatan dan kedamaian Indonesia, dalam kegiatan bertema Doa dan Cinta dari Seluruh Insan Pemasyarakatan untuk Indonesia.”


KUNINGAN, (BK) –

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kuningan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kuningan menggelar doa bersama bertajuk “Doa dan Cinta dari Seluruh Insan Pemasyarakatan untuk Indonesia”, Senin (01/09/2025) di Aula Lapas Kuningan.

Suasana haru terasa ketika pegawai Lapas dan warga binaan duduk bersila serta menengadahkan tangan. Mereka khusyuk melantunkan doa demi keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan Indonesia. Dari balik jeruji, doa tulus itu dipanjatkan sebagai wujud cinta tanah air.

Kepala Lapas Kelas IIA Kuningan, Julianto Budhi Prasetyono, mengatakan kegiatan doa bersama ini merupakan bentuk kepedulian insan pemasyarakatan terhadap kondisi bangsa.

“Doa adalah kekuatan yang bisa menyatukan hati dan menenangkan jiwa. Semoga doa dari Lapas Kuningan ini menjadi bagian dari ikhtiar menjaga Indonesia tetap aman, damai, dan sejahtera,” ujarnya.

Ia menuturkan, selain menjadi ibadah, kegiatan doa juga dimaksudkan sebagai pembinaan spiritual bagi warga binaan. Menurutnya, Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani hukuman, tetapi juga sebagai ruang pembinaan moral dan religius.

“Pembinaan di sini bukan sebatas kedisiplinan, tapi juga pembinaan rohani agar mereka bisa kembali ke masyarakat dengan lebih baik,” imbuh Julianto.

Doa bersama tersebut dipimpin langsung oleh Ketua MUI Kabupaten Kuningan, Drs. KH. Dodo Syarif Hidayatullah, M.A. Dalam pesannya, ia mengajak seluruh peserta untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

“Dengan doa, kita mengetuk pintu langit agar Allah SWT menurunkan rahmat, keberkahan, dan perlindungan bagi bangsa Indonesia,” tuturnya.

Menurut KH. Dodo, keterbatasan ruang gerak tidak menjadi penghalang untuk tetap memberikan kontribusi kepada bangsa. Ia menegaskan bahwa doa yang lahir dari hati, sekalipun dari balik jeruji, tetap bernilai luhur di hadapan Allah SWT.

“Jangan pernah merasa kecil, karena doa yang dipanjatkan dengan tulus akan selalu sampai kepada Allah,” katanya.

Kegiatan doa bersama ini menegaskan bahwa Lapas bukan hanya tempat pembinaan hukum, tetapi juga ruang spiritual yang menghadirkan nilai religius, moral, dan kebersamaan. Dari balik jeruji, doa tulus mengetuk pintu langit untuk Indonesia tercinta. (Apip/BK)