![]() |
Aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPRD Kuningan, Minggu (31/8/2025). |
KUNINGAN, (BK) –
Aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Kuningan pada Minggu (31/8/2025), yang sempat diwarnai kericuhan, menuai isu miring. Gerakan massa tersebut disebut-sebut tidak murni, bahkan ditunggangi oleh kepentingan elit tertentu.
Isu tersebut muncul lantaran arah gerakan mahasiswa dinilai tidak fokus pada persoalan nasional yang sedang ramai diperbincangkan, melainkan bergeser ke isu lokal di Kabupaten Kuningan. Selain itu, jumlah massa yang cukup banyak juga dituding mendapat dukungan logistik dari pihak luar
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Roy Aldilah, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa asumsi yang beredar di masyarakat tidak benar.
“Kami turun ke jalan karena persoalan nasional dan daerah ini sangat genting. Kami tegaskan tidak ditunggangi oleh kepentingan manapun, ini murni dari suara rakyat,” kata Roy
Roy juga membantah tudingan soal dukungan logistik dari pihak tertentu. Menurutnya, seluruh kebutuhan aksi berasal dari hasil rembukan dan iuran bersama mahasiswa yang terlibat.
“Kemarin kami sampai patungan untuk menyewa mobil, minum untuk massa, juga obat-obatan. Logikanya, kalau kami ditunggangi, kami tidak perlu patungan. Kalau perlu bukti, saya siap menunjukkannya,” ujarnya.
Ia menilai tuduhan tersebut hanyalah upaya provokasi untuk memperkeruh suasana. Roy bahkan menyebut bisa jadi tuduhan itu dilontarkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
“Pasti ada yang ingin memperkeruh suasana, soalnya kami membawa isu daerah. Bahkan bisa saja yang menuduh justru punya kepentingan,” imbuhnya.
Melalui pernyataan ini, Roy berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu yang berkembang. Ia menegaskan bahwa gerakan mahasiswa bertujuan menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah.
“Kami tidak peduli dengan adanya tuduhan. Yang terpenting niat kami sesuai dengan peran mahasiswa sebagai agen of control bagi pemerintah yang tidak selaras dengan kepentingan masyarakat,” pungkasnya. (Apip/BK)