Ketua MKKS SAM Kabupaten Kuningan, H Moch Caheri MPd.I, menggelar siaran langsung di LPPL lewatgelombang 100,5 Kuningan FM , Rabu (17/9/2025)
KUNINGAN, (BK).-
Penuhi undangan Bupati Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi, Musawarah
Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Kuningan menggelar siara langsung
melaui Lembaga Penyiaran Publik Langsung (LPPL) Jl Aruji Kartawitana, Rabu
(176/9/2025).
Materi Gapura Pancawaluya yang disiarkan langsung melalui
gelombang 100,5 Kuningan FM itu cukup menarik perhatian para pendengar radio pemerintah
kesayangan masyarakat itu, berdasarkan catatan didengarkan langsung oleh sebanyak
4.000 orang. Baik oleh orang tua siswa, sejumlah siswadan masyarakat Kab.
Kuninan. Baru kali ini MKKS SMA Kab. Kuningan mendapat kehormatan untuk
menyampaikan pesan-pesan moral di radio Kuningan FM yang dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat.
Ketua MKKS SMA Kab. Kuningan, H Moch Chaeri MPd.I, mengemukakan,
adapun nama atau pengertian secara umum pengertian Panca Waluya adalah adalah
konsep pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Sunda yang dikembangkan di
Jawa Barat. Kata gapura melambangkan pintu gerbang menuju kehidupan yang baik,
sedangkan panca berarti lima dan waluya berarti sehat, selamat, sempurna. Jadi,
Gapura Panca Waluya adalah gerbang lima nilai utama yang menjadi bekal siswa
untuk hidup sehat lahir batin, berbudi luhur, dan siap menghadapi tantangan
zaman.
Adapun yang terkadung dalam nilai-nilai Panca Waluya, 1. Cageur
(sehat jasmani & rohani). 2 Bageur (berbudi
pekerti luhur). 3. Bener 9jujur, disiplin, dan adil). 4. Pinter (cerdas,
berilmu, dan berpikir kritis) dan 5. Singer (ttanggap, cekatan, dan adaptif).
Sedangkan makna filosofis tiap nilai saperti cageur; lebih dari sekadar tubuh
sehat. Cageur berarti kesehatan menyeluruh: jasmani, rohani, mental, dan
spiritual. Anak yang cageur akan berdaya tahan, menjaga kebersihan diri, mampu
mengendalikan emosi, dan berpikir positif.
“Bageur dalam artian; bukan hanya baik hati secara umum.
Bageur menuntut ketulusan hati, empati, dan kebaikan yang konsisten. Dalam
budaya Sunda, bageur identik dengan pribadi yang ramah, rendah hati, dan selalu
menghargai orang lain. Bener; maknanya lebih dalam daripada sekadar benar. Namun
bener disini mengandung unsur kejujuran, integritas, keberanian membela
kebenaran, serta konsistensi antara ucapan dan tindakan. Ini menjadi fondasi
keadilan sosial,” ungkap H Moch Chaeri.
Ditambahkan dia, terkait Pinter; tidak hanya pandai secara
akademis. Pinter berarti cerdas secara intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual. Termasuk kemampuan literasi, kreativitas, berpikir kritis, hingga
bijak dalam menggunakan teknologi digital. Terkahir Singer, lebih luas dari cekatan.
Singer adalah ketanggapan dalam menghadapi perubahan, kepekaan terhadap situasi
sekitar, serta kemampuan bertindak cepat, tepat, dan solutif. Ini membuat
generasi muda tidak gagap menghadapi era global.
Tujuan pendidikan Gapura Panca Waluya itu sendiri yakni; membentuk
generasi Jawa Barat (dan Indonesia) yang sehat, berkarakter, berilmu, serta
siap bersaing. Menanamkan nilai budaya Sunda dalam kerangka pendidikan modern.
Selan itun menjadi gerbang pembentukan karakter yang utuh: tubuh sehat, hati
bersih, pikiran cerdas, dan tindakan tanggap. Termasuk iImplementasi di sekolah,
pembiasaan: menjaga kebersihan (Cageur), saling sapa & tolong-menolong
(Bageur), disiplin & jujur (Bener). Pembelajaran: literasi & diskusi
kritis (Pinter), proyek kelompok kreatif (Singer). Sedangkian ekstrakurikuler:
olahraga & seni (Cageur), pramuka & OSIS (Bageur, Bener), lomba inovasi
(Pinter, Singer).
“Makna simbolik kata “Gapura” adalah pintu masuk menuju
tempat yang lebih baik. Gapura Panca Waluya berarti pintu masuk bagi anak didik
untuk menapaki jalan kehidupan dengan lima nilai utama. Tanpa melewati gapura
ini, seseorang dianggap belum siap memasuki kehidupan masyarakat yang
sesungguhnya,” tutur H Moch Chaeri.
Relevansi dengan tantangan zaman Era digital dimana siswa
perlu pinter (melek literasi digital) dan bener (bijak serta jujur dalam
bermedia sosial). Perubahan sosial cepat, siswa perlu singer (adaptif &
tanggap). Krisis moral, siswa perlu bageur (etika & budi pekerti). Kesehatan
global, siswa perlu cageur (fisik dan mental). (HEM/BK)