Post ADS 1
Post ADS 1
Kamis, 9/18/2025 09:19:00 AM WIB
HeadlinePendidikan

MKKS SMA Kabupaten Kuningan Gelar Siaran Langsung Tentang Gapura Pancawaluya Di Lembaga Penyiaran Publik Lokal

 

Ketua MKKS SAM Kabupaten Kuningan, H Moch  Caheri MPd.I, menggelar siaran langsung di LPPL lewatgelombang 100,5 Kuningan FM , Rabu (17/9/2025)


KUNINGAN, (BK).-

Penuhi undangan Bupati Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi, Musawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Kuningan menggelar siara langsung melaui Lembaga Penyiaran Publik Langsung (LPPL) Jl Aruji Kartawitana, Rabu (176/9/2025).


Materi Gapura Pancawaluya yang disiarkan langsung melalui gelombang 100,5 Kuningan FM itu cukup menarik perhatian para pendengar radio pemerintah kesayangan masyarakat itu, berdasarkan catatan didengarkan langsung oleh sebanyak 4.000 orang. Baik oleh orang tua siswa, sejumlah siswadan masyarakat Kab. Kuninan. Baru kali ini MKKS SMA Kab. Kuningan mendapat kehormatan untuk menyampaikan pesan-pesan moral di radio Kuningan FM yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.     


Ketua MKKS SMA Kab. Kuningan, H Moch Chaeri MPd.I, mengemukakan, adapun nama atau pengertian secara umum pengertian Panca Waluya adalah adalah konsep pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Sunda yang dikembangkan di Jawa Barat. Kata gapura melambangkan pintu gerbang menuju kehidupan yang baik, sedangkan panca berarti lima dan waluya berarti sehat, selamat, sempurna. Jadi, Gapura Panca Waluya adalah gerbang lima nilai utama yang menjadi bekal siswa untuk hidup sehat lahir batin, berbudi luhur, dan siap menghadapi tantangan zaman.


Adapun yang terkadung dalam nilai-nilai Panca Waluya, 1. Cageur (sehat jasmani & rohani). 2  Bageur (berbudi pekerti luhur). 3. Bener 9jujur, disiplin, dan adil). 4. Pinter (cerdas, berilmu, dan berpikir kritis) dan 5. Singer (ttanggap, cekatan, dan adaptif). Sedangkan makna filosofis tiap nilai saperti cageur; lebih dari sekadar tubuh sehat. Cageur berarti kesehatan menyeluruh: jasmani, rohani, mental, dan spiritual. Anak yang cageur akan berdaya tahan, menjaga kebersihan diri, mampu mengendalikan emosi, dan berpikir positif.


“Bageur dalam artian; bukan hanya baik hati secara umum. Bageur menuntut ketulusan hati, empati, dan kebaikan yang konsisten. Dalam budaya Sunda, bageur identik dengan pribadi yang ramah, rendah hati, dan selalu menghargai orang lain. Bener; maknanya lebih dalam daripada sekadar benar. Namun bener disini mengandung unsur kejujuran, integritas, keberanian membela kebenaran, serta konsistensi antara ucapan dan tindakan. Ini menjadi fondasi keadilan sosial,” ungkap H Moch Chaeri.


Ditambahkan dia, terkait Pinter; tidak hanya pandai secara akademis. Pinter berarti cerdas secara intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Termasuk kemampuan literasi, kreativitas, berpikir kritis, hingga bijak dalam menggunakan teknologi digital. Terkahir Singer, lebih luas dari cekatan. Singer adalah ketanggapan dalam menghadapi perubahan, kepekaan terhadap situasi sekitar, serta kemampuan bertindak cepat, tepat, dan solutif. Ini membuat generasi muda tidak gagap menghadapi era global.


Tujuan pendidikan Gapura Panca Waluya itu sendiri yakni; membentuk generasi Jawa Barat (dan Indonesia) yang sehat, berkarakter, berilmu, serta siap bersaing. Menanamkan nilai budaya Sunda dalam kerangka pendidikan modern. Selan itun menjadi gerbang pembentukan karakter yang utuh: tubuh sehat, hati bersih, pikiran cerdas, dan tindakan tanggap. Termasuk iImplementasi di sekolah, pembiasaan: menjaga kebersihan (Cageur), saling sapa & tolong-menolong (Bageur), disiplin & jujur (Bener). Pembelajaran: literasi & diskusi kritis (Pinter), proyek kelompok kreatif (Singer). Sedangkian ekstrakurikuler: olahraga & seni (Cageur), pramuka & OSIS (Bageur, Bener), lomba inovasi (Pinter, Singer).


“Makna simbolik kata “Gapura” adalah pintu masuk menuju tempat yang lebih baik. Gapura Panca Waluya berarti pintu masuk bagi anak didik untuk menapaki jalan kehidupan dengan lima nilai utama. Tanpa melewati gapura ini, seseorang dianggap belum siap memasuki kehidupan masyarakat yang sesungguhnya,” tutur H Moch Chaeri.


Relevansi dengan tantangan zaman Era digital dimana siswa perlu pinter (melek literasi digital) dan bener (bijak serta jujur dalam bermedia sosial). Perubahan sosial cepat, siswa perlu singer (adaptif & tanggap). Krisis moral, siswa perlu bageur (etika & budi pekerti). Kesehatan global, siswa perlu cageur (fisik dan mental). (HEM/BK)