![]() |
| Jembatan Paseban arah Kaduagung dari Karangkancana, lokasi santriwati asal Brebes tewas akibat motor terjun ke bawah. Foto: Dok. Media Online Bokor Kuningan |
KUNINGAN, (BK) –
Kecelakaan maut kembali terjadi di Jembatan Paseban, Desa Kaduagung, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan. Seorang santriwati asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tewas setelah sepeda motor yang ditumpanginya bersama dua temannya terjun ke bawah jembatan.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat (24/10/2025) sekitar pukul 17.10 WIB. Berdasarkan keterangan Sersan Satu (Sertu) Yayat, Babinsa Desa Kaduagung dan Karangkancana dari Koramil 1505/Ciwaru, kecelakaan diketahui setelah dirinya menerima laporan dari warga dan perangkat desa setempat.
“Saya menerima laporan dari mitra pemerintahan desa dan warga sekitar. Untuk kronologinya saya dapat langsung dari Sekdes Kaduagung,” ujar Sertu Yayat saat dikonfirmasi, Minggu (26/10/2025), di sela kesibukannya.
Menurut informasi yang diterimanya, korban berangkat dari Pondok Pesantren di Desa Cigedang menuju Desa Kaduagung untuk berkunjung ke rumah temannya. Setelah kunjungan selesai, ketiganya berniat kembali ke pesantren, namun nahas, sepeda motor yang dikendarai kehilangan kendali di atas jembatan.
“Dari keterangan sekdes, korban ini awalnya pamit dari pesantren untuk berkunjung ke temannya di Kaduagung. Tapi ternyata mereka melanggar aturan pesantren karena pergi terlalu jauh dari radius yang diperbolehkan,” jelasnya.
Sertu Yayat mengatakan, penyebab pasti kecelakaan belum dapat dipastikan. Ia menegaskan bahwa dugaan rem blong masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian yang telah melakukan olah TKP.
“Kalau soal rem blong, saya kurang tahu, itu ranahnya kepolisian. Saya hanya membuat kronologis dan mendampingi proses setelah korban dibawa ke Klinik Medika Ciwaru,” katanya.
Dari tiga korban, satu orang dilaporkan meninggal dunia bernama Umi Janatin (16), santriwati asal Brebes. Sedangkan satu korban luka ringan bernama Hapidoh (15) asal Indramayu. Sementara satu korban lainnya mengalami luka ringan akibat terjatuh ke sungai.
“Korban yang meninggal kepalanya membentur batu besar di bawah jembatan. Motor yang mereka kendarai terbang melewati pagar pembatas yang pendek, lalu jatuh ke bawah,” tutur Sertu Yayat.
Ia menambahkan, lokasi jembatan tersebut memang rawan kecelakaan karena pagar pembatas yang rendah dan kondisi penerangan jalan (PJU) yang banyak padam.
“Saya sudah sampaikan kepada Kuwu Kaduagung, Pak Royat, agar segera mencari solusi. Kecelakaan di titik itu sudah sering terjadi,” imbuhnya.
“Banyak lampu PJU yang mati. Saya minta pemerintah desa, RT dan RW bergerak cepat. Kalau malam gelap, itu bisa berbahaya bagi warga yang melintas,” tegas Yayat.
Sertu Yayat berharap pemerintah desa segera melakukan langkah konkret untuk memperbaiki kondisi jembatan dan penerangan jalan demi keselamatan masyarakat.
“Harapan saya, pemerintah desa segera bertindak. Ini bukan kali pertama terjadi. Keselamatan warga harus jadi prioritas,” pungkasnya.(Apip/BK)








